This site uses cookie, to continue browsing this site means you agree to our cookie policy Find out more here. Use Latest Chrome version for the best experience.
Banyak jalan untuk meniti dan mengukir sejarah karir dalam berkarya di Indonesia. Tidak terkecuali sebagai seorang profesional di lembaga bisnis milik negara maupun swasta.
Bicara karir di sektor swasta, saat ini yang tengah marak adalah munculnya nama-nama perusahaan rintisan (startup). Maklum, pertumbuhan jumlah dan sektor usaha startup yang begitu cepat bak jamur saat musim hujan juga telah melahirkan nama-nama kondang sebagai pengelolanya.
Sekadar catatan, data Startup Ranking menunjukkan hingga Juni 2022, jumlah Startup di Indonesia mencapai 2.346 perusahaan. Jumlah ini merupakan yang terbanyak kelima di dunia setelah Amerika Serikat, India, Kanada, dan Jerman.
Baca juga : Marak Perusahaan Startup PHK Karyawan. Ini Sebabnya!
Beberapa di antara alasan orang-orang muda bergabung dengan startup adalah iming-iming gaji dan fasilitas lainnya yang menggiurkan di startup. Bahkan, tidak sedikit pula di antara mereka yang hijrah meninggalkan posisi mereka di perusahaan lain demi bergabung dengan startup yang menawarkan gaji maupun fasilitas yang dinilai lebih bagus.
Namun, tidak sedikit pula orang-orang muda yang tetap menginginkan pekerjaan sebagai staf maupun profesional di perusahaan korporasi (korporat). Jenjang karir yang pasti, tingkat kemapanan perusahaan, serta stabilitas keuangan perusahaan adalah beberapa di antara sederet alasan yang mereka lontarkan.
Lantas, apa perbedaan startup dan korporat? Perbedaan pertama terlihat pada jam kerja, di mana perusahaan startup yang cenderung memiliki jam kerja yang lebih fleksibel dan dinamis karena waktu kerja lebih longgar dan tidak mengikat.
Kedua, gaji dan fasilitas yang didapatkan, namun hal ini tergantung dari besar atau kecilnya pendapatan perusahaan tersebut, ya. Jika pendapatan perusahaan yang berasal dari suntikan investasi yang diperoleh tinggi, maka gaji dan fasilitas yang didapatkan pekerjanya juga semakin tinggi.
Baca juga : Tingkatkan Produktivitas Kerja Dengan Lakukan Beberapa Hal Ini
Sedangkan di korporat, aturan penggajian lebih ketat. Begitu pula dengan fasilitas dan bonus, yang ditetapkan melalui mekanisme dan aturan yang telah ditetapkan oleh manajemen perusahaan dengan berbagai pertimbangan.
Ketiga, budaya kerja. Di perusahaan startup, khususnya yang berbasis teknologi informasi atau digital budaya kerjanya sangat dinamis. Bahkan fleksibel, sehingga budaya birokrasi tidak begitu kaku dan kental, dimana budaya komunikasi antara bawahan dan atasan sangat santai dan terasa tidak formal.
Sebaliknya di korporat yang telah memiliki budaya dan tatanan aturan kerja selama bertahun-tahun mengakar. Struktur birokrasi di perusahaan ini sangat dihargai dan dijaga.
Keempat, prospek karir. Bicara prospek jenjang karir, perusahaan korporat lebih menjanjikan. Selain cakupan wilayah bisnis yang lebih luas, struktur organisasi juga beragam dengan jenjang yang lebih jelas sejalan dengan wilayah cakupan bisnis yang dijalani.
Baca juga : Hindari 3 Bahasa Tubuh Ini Saat Proses Interview Kerja
Korporat memiliki aturan promosi dan pengembangan keahlian melalui tour of duty atau penugasan ke departemen maupun divisi lain. Meski untuk soal pengembangan karir dan kemampuan karyawan ini juga tergantung kredibilitas perusahaan.
Bicara soal korporat berkredibilitas yang tinggi, PT Serasi Autoraya atau SERA adalah salah satunya. Anak perusahaan PT Astra International (Astra Group) yang bergerak di bidang transportasi dan logistik ini telah berdiri lebih dari 32 tahun di Indonesia dan kini memiliki kantor cabang di 26 kota di Indonesia.
SERA kini membuka lowongan pekerjaan untuk mengisi beberapa posisi. Jika Anda tertarik untuk bergabung mengisi lowongan posisi yang ditawarkan, Anda dapat mengunjungi situs resmi www.sera.astra.co.id dan mengklik kanal karir https://career.sera.astra.co.id/