SERA
SERA
SERA
SERA
SERA
SERA

Plus Minus jadi Kutu Loncat di Dunia Kerja

Karyawan ‘kutu loncat’ merupakan istilah bagi mereka yang sering berpindah-pindah pekerjaan, baik dalam aspek tempat kerjanya maupun profesi.


Mungkin kamu pernah punya rekan kerja yang kerap pindah ke perusahaan baru dalam rentang waktu yang relatif singkat. Atau bahkan bisa jadi kamu sendiri termasuk dalam golongan karyawan kutu loncat.


Di tengah dinamika zaman yang cenderung berubah sangat cepat, fenomena seperti itu semakin lazim terjadi. Banyak orang yang mengubah-ubah fokus pekerjaannya secara cepat.


Ada berbagai alasan yang melatar belakangi orang-orang menjadi karyawan kutu loncat. Mulai dari tren pekerjaan yang semakin modern, menyesuaikan dengan profesi yang banyak dibutuhkan perusahaan, atau sekedar bosan lalu mencari tantangan baru.


Pertanyaannya, apa plus minus jadi karyawan kutu loncat? Apakah inkonsistensi dalam membangun karir nantinya berpengaruh di mata HRD ketika melamar pekerjaan di suatu perusahaan? Baca sampai selesai ya!


Baca juga: Bahasa Tubuh Yang Mesti Diperhatikan Saat Interview Kerja


Faktor Penyebab

Istilah kutu loncat memang kerap diasosiasikan negatif. Banyak yang terlalu cepat menghakimi tanpa tahu alasan kongkrit di balik fenomena tersebut. Ada sejumlah alasan yang menjadi latar belakang mengapa seorang karyawan kerap berpindah-pindah pekerjaan.


Ada karyawan yang jadi kutu loncat karena mengejar target baru. Misalnya saat telah mencapai target yang tinggi di perusahaan lama, karyawan tipe ini merasa sudah cukup membantu perusahaan lama meraih target dan pindah ke tempat perusahaan baru untuk mewujudkan impian baru.


Sementara itu, ada juga yang jadi kutu loncat sebagai akibat dari situasi kantor lama yang kurang kondusif. Bisa juga karena perusahaan tersebut kurang mendukung perkembangan karirnya.


Hal itu umum terjadi pada para fresh graduate yang biasanya masih belum paham untung rugi berpindah pekerjaan terlalu cepat.


Alasan lainnya juga karena perkembangan zaman yang membuat peluang kerja semakin banyak, baik dari segi jumlah lowongan maupun ragam jenis pekerjaannya. Dahulu, lapangan kerja masih sangat sedikit sehingga karyawan sulit berpindah-pindah ke tempat kerja baru.


Kini, perkembangan bisnis meningkat pesat sehingga jumlah lowongan pekerjaan yang tersedia juga semakin banyak. Nggak cuma itu, berbagai inovasi bisnis juga memunculkan ragam jenis pekerjaan baru yang belum pernah ada sebelumnya.


Baca juga: Rekomendasi Pakaian Interview Kerja Biar Lebih Profesional


Sehingga alasan-alasan itulah yang akhirnya membuat karyawan usia muda semakin mudah menjadi kutu loncat. Toh, kalau memang ada kesempatan dan peluang yang lebih baik, why not?


Sisi Negatif Karyawan Kutu Loncat

Ada banyak pendapat pro dan kontra terhadap karyawan yang sering berpindah-pindah. Bagaikan uang logam yang memiliki dua sisi, keberadaan karyawan kutu loncat juga memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.


Dari sisi kekurangan, harus diakui bahwa karyawan kutu loncat memiliki kesan yang kurang baik di mata HRD atau perusahaan. Perusahaan mempertanyakan loyalitas yang dimiliki karyawan bertipe ini.


Selain itu, perusahaan juga menganggap bahwa karyawan tersebut dirasa belum siap untuk memasuki dunia kerja karena mudah berubah haluan ketika bertemu suatu tantangan atau tekanan.


Sifat kutu loncat dipandang merugikan karena untuk merekrut karyawan perusahaan harus mencurahkan tenaga, waktu, serta biaya. Namun segala upaya tersebut jadi sia-sia karena dalam waktu yang singkat si kutu loncat mengundurkan diri untuk pindah.


Baca juga: Tips Saat Tidak Bisa Jawab Pertanyaan Interview Kerja


Sisi Positif Karyawan Kutu Loncat

Meski begitu, bukan berarti karyawan kutu loncat nggak punya kelebihan atau sisi positif. Karena fenomena ini banyak terjadi, mau nggak mau HRD harus beradaptasi dan melihat sisi positifnya.


Mereka biasanya memiliki jaringan dan relasi yang lebih luas karena telah bekerja di banyak perusahaan dan ini tentu jadi hal yang baik bagi perusahaan tempat ia bekerja nantinya.


Karyawan kutu loncat juga dianggap punya pengalaman dan jam terbang tinggi dari berbagai latar belakang perusahaan. Segudang pengalaman itu bisa jadi modal dalam menemukan solusi yang tepat dan efektif atas setiap persoalan yang dialami dalam pekerjaannya.


Kelebihan lain karyawan kutu loncat bisanya menguasai berbagai bidang pekerjaan berkat pengalamannya berpindah-pindah perusahaan dengan jabatan berbeda. Misalnya di satu tempat bekerja sebagai copywriter, lalu di tempat lain bekerja sebagai content strategist.


Hal ini tentu dapat mengembangkan soft skills maupun hard skills yang dimilikinya dan menjadi paket lengkap untuk profesi yang lebih kompleks di masa mendatang.


Itulah ulasan tentang penyebab dan berbagai kelebihan serta kekurangan karyawan kutu loncat di dunia kerja. Menjadi karyawan kutu loncat atau loyal tentu merupakan sebuah pilihan.


Baca juga: Lowongan Kerja Sera Grup Astra Terbaru Mei 2024


Yang terpenting, saat mencari lowongan kerja, pelajari dulu latar belakang hingga budaya kerja di perusahaan tersebut. Pilih perusahaan yang punya reputasi dan kredibilitas baik di bidangnya, seperti PT Serasi Autoraya atau SERA.


SERA merupakan salah satu perusahaan transportasi dan logistik terbesar di Indonesia yang sudah beroperasi sejak 22 Maret 1990. Perusahaan yang bernaung di bawah Grup Astra ini, rutin melakukan perekrutan karyawan untuk mengisi formasi atau posisi-posisi tertentu.


Hingga saat ini, SERA masih terus memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk menduduki sejumlah posisi di perusahaan-perusahaan yang berada di bawah payung bisnisnya.


Informasi lebih jelas tentang lowongan kerja SERA, bisa dilihat di situs resmi www.sera.astra.co.id atau bisa juga mengunjungi tautan berikut https://career.sera.astra.co.id/.


Jangan lupa juga follow media sosial SERA di instagram @serasiautoraya dan Linkedin Serasi Autoraya untuk mendapatkan info tentang tips karir dan lowongan kerja terbaru.


1610
Tags
SERA