This site uses cookie, to continue browsing this site means you agree to our cookie policy Find out more here. Use Latest Chrome version for the best experience.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (Dollar AS) dalam beberapa pekan terakhir terus melemah, atau nilai tukar US dollar terus menguat terhadap rupiah. Bahkan per pagi ini, nilai tukar rupiah mencapai angka Rp 16.038 per dollar AS.
Sejumlah kalangan menilai, menguatnya dolar AS terhadap rupiah, tentu membawa dampak yang luas terhadap perekonomian nasional. Pada satu sisi, menguatnya dolar AS terhadap rupiah membuat pendapatan para eksportir mengalami peningkatan, dan daya saing produk yang diorientasikan untuk pasar ekspor juga turut meningkat.
Namun, di sisi lain, kondisi tersebut juga menjadi musibah bagi industri manufaktur yang menggunakan bahan baku yang diimpor dari luar negeri. Biaya produksi meningkat, sehingga harga jual produk mau tidak mau ikutan naik.
Pada akhirnya, tingkat inflasi di dalam negeri mengalami peningkatan, karena membengkaknya harga jual barang, sementara daya beli masyarakat menurun. Kondisi itu menjadi buah simalakama bagi Bank Indonesia (BI) untuk menetapkan tingkat suku bunga acuan.
Baca juga: Pro Kontra Pembatasan Angkutan Barang Jelang Lebaran
Sebab, kebijakan menaikan tingkat suku bunga acuan (BI) pada suku bunga pinjaman atau bunga kredit otomatis juga meningkat dan berpotensi membuat pasar modal bergejolak.
Begitu pula dengan tingkat konsumsi masyarakat terhadap barang-barang yang pembeliannya menggunakan cara kredit. Salah satunya, konsumsi atau penyerapan produk otomotif, yang di Indonesia lebih dari 80 persen menggunakan cara kredit.
Tapi, kalau BI Rate tidak dikerek maka tingkat inflasi dan nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing khususnya dollar AS akan semakin melemah. Ujung-ujungnya, pertumbuhan ekonomi akan tersendat.
Sejumlah kalangan menduga, melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS karena aktivitas ekspor yang sebagian besar berupa komoditas pertambangan dan perkebunan, serta barang setengah jadi menurun. Salah satu penyebabnya karena perang antara Rusia dengan Ukraina yang meluas ke negara-negara sekutu kedua kubu.
Selain itu, ketegangan politik yang juga terjadi di Timur Tengah punya andil cukup besar. Akibat masalah geopolitik tersebut, permintaan produk ekspor Indonesia menurun. Sementara, jika masih ada permintaan harganya menurun.
Baca juga: Dampak Pelarangan Angkutan Barang Yang Sering Berlaku Jelang Lebaran
Oleh karena itu, tidak ada yang berani memastikan sampai kapan tren melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS tersebut bakal berakhir. Satu-satunya pendapat yang menguat adalah yang mengatakan jika ketegangan politik di sejumlah kawasan itu berakhir, dan ekonomi di berbagai belahan dunia yang saat ini lesu kembali menderu.
Bagi kalangan pelaku bisnis yang menggunakan jasa mitra perusahaan lain untuk menopang laju pergerakan roda bisnis mereka, kondisi saat ini merupakan kondisi yang sangat sulit.
Oleh karena itu memilih mitra untuk menjalankan usaha yang tepat agar laju roda bisnis benar-benar efektif dan efisien harus dilakukan, termasuk dalam kegiatan logistik dan transportasi.
Memilih sebuah grup perusahaan jasa logistik dan transportasi yang menawarkan jasa layanan secara menyeluruh dalam satu pintu (one stop service) merupakan langkah yang sangat tepat.
Baca juga : Ini 5 Ciri Perusahaan Logistik Yang Baik
Salah satunya SELOG yang merupakan lini bisnis dari PT Serasi Autoraya atau SERA, serta bagian dari Astra International Tbk yang telah berpengalaman dan berkecimpung lama dalam industri ini.
SELOG hadir untuk memenuhi kebutuhan pelanggan akan jasa logistik end to end dengan layanan yang berbeda-beda. Mulai dari Contract Logistics, Shipping Services, Shipping Agency, Freight Forwarding Warehouse and Yard Management, serta Courier Services.
Layanan SELOG juga didukung pengguna teknologi digital terkini yang tidak hanya memudahkan, tetapi juga efektif dan efisien bagi bisnis pelanggan.
Melalui Astra Fleet Management Solution (FMS), SELOG menyediakan solusi komprehensif dalam pengelolaan kendaraan dan transportasi di Indonesia dengan berbasis teknologi informasi.