This site uses cookie, to continue browsing this site means you agree to our cookie policy Find out more here. Use Latest Chrome version for the best experience.
Tidak ada yang tempat kerja yang sempurna di dunia ini, kalaupun kamu mendapatkannya pasti kamu satu dari sekian banyak orang yang beruntung. Sisi positif dan negatif yang mewarnai lingkungan kerja merupakan hal yang wajar selama masih dalam batas normal.
Namun tidak bisa dipungkiri, ada banyak juga lingkungan kerja yang lebih kuat sisi negatifnya. Yang mana orang-orang didalamnya merasakan suasana yang kurang suportif karena budaya persaingan yang tidak sehat.
Di era saat ini, orang-orang menyebut kondisi tersebut sebagai lingkungan kerja toxic. Kata toxic sendiri sebenarnya merupakan istilah yang biasa digunakan dalam bidang kesehatan yang berarti racun atau beracun.
Sedangkan dalam kehidupan sosial seperti dunia kerja, toxic bisa dimaknai sebagai sebuah hubungan, ikatan, atau lingkungan yang kurang baik bagi individu atau kelompok orang dan bisa menimbulkan perasaan yang negatif.
Baca juga : Coba Ini Biar Kembali Produktif Dan Semangat Kerja Usai Liburan
Artinya lingkungan kerja toxic bisa diartikan sebagai kondisi tempat kerja dengan budaya yang buruk dan berpotensi mengganggu kesehatan mental seorang karyawan.
Nggak cuma itu, lingkungan kerja toxic juga bisa membuat karyawan terlihat lemah, kurang percaya diri, trauma, hingga gangguan kesehatan mental lainnya. Yang akhirnya membuat karyawan tersebut tertekan dan mengundurkan diri.
Lalu apa aja ciri-ciri seorang pekerja terjebak pada situasi beracun dalam dunia kerja? Apa yang harus dilakukan untuk menghadapi lingkungan kerja toxic tersebut? Berikut tipsnya.
Setiap orang yang bekerja tentu punya tugas atau tanggung jawab yang wajib diselesaikan. Sementara gaji merupakan hak yang mesti dibayarkan kepada karyawan atas kinerjanya tersebut.
Namun saat ini ada banyak perusahaan yang masih memberikan gaji atau upah di bawah standar Upah Minimum Pendapatan (UMP) yang telah ditetapkan pemerintah.
Baca juga : Resolusi 2024 Yang Bisa Bikin Karir Melonjak
Padahal karyawan sudah bekerja dengan sangat baik atau bahkan melebihi ekspektasi. Bila hal itu terjadi, segera bicarakan pada HRD perusahaan atau atasan kamu langsung demi kenyamanan bekerja.
Tidak ada satu orang pun yang mau diremehkan. Di lingkungan perusahaan yang sehat, komunikasi biasanya terjalin dengan nyaman. Tak jarang tercipta layaknya keluarga dalam batas tertentu.
Namun bila kondisi yang terjadi malah sebaliknya, seperti tidak didengar saat bicara, ide-ide ditolak dengan alasan yang kurang profesional, atau dicemooh di depan forum, – maka berhati-hatilah, itu tanda lingkungan kerja yang tidak sehat.
Pernah dengar istilah crab mentality? Ungkapantersebut terinspirasi dari karakter kepiting yang bila dikumpulkan dalam satu wadah bukannya saling menolong agar bisa keluar bersama, tapi malah saling menahan agar mati bersama.
Inilah yang terjadi bila seorang karyawan terjebak dalam lingkungan kerja yang toxic.. Karyawan dengan karakter seperti ini, tidak senang dengan kemajuan rekannya karena persaingan yang tidak sehat. Berbagai cara untuk menjatuhkan pun bisa dilakukan.
Baca juga : 5 Cara Membuat CV Dengan Mudah Dan Praktis
Istilah ‘bisik-bisik tetangga’ memang benar berbahaya. Rekan kerja yang baik tentu tidak akan membicarakan temannya yang lain di belakang. Untuk itu, hindari hubungan yang terlalu personal dengan rekan kerja. Karena kedekatan tersebut bisa saja jadi bumerang jika ada kepentingan.
Setelah mengetahui ciri-ciri lingkungan kerja yang toxic, pelajari juga bagaimana cara kamu untuk menghindarinya! Ada beberapa langkah yang bisa dicoba.
Pisahkan Urusan Kantor dan Kehidupan Pribadi
Apa yang terjadi di kantor, tinggalkan dan jangan dibawa pulang ke rumah, media sosial, atau apapun dalam kehidupan pribadi. Hal ini penting untuk menjaga diri agar tidak mudah membuka masalah ke orang lain yang tidak ada kaitannya dengan hal tersebut.
Kalaupun kamu membutuhkan teman untuk bercerita, pilihlah orang yang terpercaya dan dapat memberikan saran positif dan kritik yang membangun.
Berani Menolak
Beranikan diri untuk berkata “tidak” bila diberi tugas di luar pekerjaan dan terasa membebani. Pastikan kamu bisa lebih memperhatikan diri dan kesehatan. Pisahkan urusan personal dengan profesional, sekalipun hubungan dengan rekan kerja terasa begitu dekat.
Cari Pekerjaan Lain sebelum Resign
Meski karir merupakan hal penting, namun kesehatan mental merupakan yang utama. Kalau kamu merasa cukup tersiksa berada di lingkungan kerja yang toxic, resign mungkin bisa jadi solusi yang cukup bijak.
Baca juga : Persiapan Interview Kerja Agar Tampil Percaya Diri
Namun, pastikan untuk mencari pekerjaan lain sebelum benar-benar memutuskan keluar dari kantor lama. Bila ingin jeda sejenak, pertimbangkan juga secara matang keputusan itu ya.
Terjebak dalam lingkungan kerja yang toxic memang sangat menyebalkan. Selain bisa menghambat prospek karir, kondisi itu juga tentu bisa mengganggu kesehatan.
Yang terpenting saat mencari lowongan kerja, pelajari dulu latar belakang, budaya hingga lingkungan kerja di perusahaan tersebut. Pilih perusahaan yang punya reputasi dan kredibilitas baik di bidangnya, seperti PT Serasi Autoraya atau SERA.
SERA merupakan perusahaan layanan transportasi dan logistik terbesar di Indonesia yang sudah berdiri sejak 22 Maret 1990. Perusahaan yang bernaung di bawah Grup Astra ini, rutin melakukan perekrutan karyawan untuk mengisi formasi atau posisi-posisi tertentu.
Hingga saat ini, SERA masih terus memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk menduduki sejumlah posisi di perusahaan-perusahaan yang berada di bawah payung bisnisnya.