This site uses cookie, to continue browsing this site means you agree to our cookie policy Find out more here. Use Latest Chrome version for the best experience.
Pemerintah berencana mengoperasikan secara resmi Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) paling lambat pada Oktober nanti. Uji coba operasi pun telah dilakukan mulai dari Stasiun Halim, Stasiun Padalarang, hingga Stasiun Tegalluar, dan kembali lagi ke Stasiun Halim, pada 22 Juni lalu.
Keberadaan moda transportasi ini diharapkan menjadi alternatif bagi masyarakat yang melakukan mobilitas dari Jakarta ke Bandung atau sebaliknya, untuk berbagai keperluan.
Kecepatan dan ketepatan waktu perjalanan, dimana kereta api ini sanggup melaju hingga 350 kilometer per jam, menjadi nilai keunggulan tersendiri.
Dengan jalur lintasan perjalanan yang khusus, tentu keberadaan kereta cepat ini bukan saja menyuguhkan kenyamanan tetapi juga memastikan perjalanan tidak akan terkendala oleh kemacetan lalu-lintas. Di sinilah efektifitas dan efisiensi waktu perjalanan ditawarkan.
Soal efektifitas dan efisiensi ini sangat penting dalam rangka memaksimalkan produktivitas. Terutama bagi mereka yang melakukan perjalanan untuk keperluan bisnis.
Baca juga : Langkah Pemerintah Benahi Transportasi Dan Logistik Pulau Jawa
Seperti pameo waktu adalah uang, perjalanan untuk kegiatan berbisnis juga sangat penting demi mengejar dan memaksimalkan keuntungan perusahaan.
Terlebih, di tengah tantangan dunia usaha dimana persaingan semakin ketat dan menuntut efisiensi di segala aspek, kecepatan dan ketepatan merupakan keharusan.
Oleh karena itu, kehadiran kereta cepat Jakarta Bandung memberikan dampak yang sangat signifikan, terutama untuk menghindari tingkat kemacetan lalu-lintas nasional yang masih tinggi, khususnya di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, dan lainnya.
Hasil penelitian TomTom International bertajuk TomTom Traffic Index yang dirilis belum lama ini menunjukkan, pada tahun 2022 lalu, Jakarta masih menempati urutan ke-29 di antara kota termacet di dunia.
Meski, peringkat tersebut membaik dibanding tahun 2021 yang berada di urutan 46, namun tingkat kemacetan di ibu kota negara Indonesia ini masih meresahkan.
Maklum, kemacetan lalu-lintas bukan hanya menjadikan waktu terbuang percuma di jalanan, tetapi juga menyebabkan laju pertumbuhan ekonomi tersendat akibat produktivitas yang tidak maksimal.
Padahal, Indonesia melalui Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah 2017 telah menargetkan pada tahun 2030 nanti, rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional mencapai 7 persen setiap tahunnya.
Baca juga : Begini Pentingnya Peran Logistik Dalam Proses Distribusi
Oleh karena itu, perbaikan sarana transportasi merupakan keharusan bagi Indonesia. Bahkan, bukan hanya transportasi angkutan orang semata yang perlu mendapatkan prioritas untuk dibenahi, tetapi juga barang.
Terlebih, kelancaran arus distribusi barang, baik untuk kebutuhan bahan baku industri maupun barang jadi hasil produksi pabrik untuk konsumsi masyarakat sangat menentukan lancar tidaknya pertumbuhan ekonomi.
Karena, jika tersendat maka perputaran roda ekonomi akan tersendat, bahkan macet yang berujung melemahnya pertumbuhan ekonomi nasional.
Hubungan sebab akibat antara laju arus distribusi barang dengan laju perputaran ekonomi atau bisnis itulah yang sangat disadari oleh para pelaku usaha, pemerintah, dan para pemangku kepentingan yang terkait.
Baca juga : Kolaborasi Transportasi Dan Logistik Dalam Pertumbuhan Ekonomi
Selain kereta cepat Jakarta Bandung yang diprediksi memberi dampak langsung pada pertumbuhan bisnis, tak bisa dipungkiri sektor transportasi dan logistik juga punya peranan yang tak kalah penting.
Untuk menjaga eksistensi alur distribusi agar tetap efektif dan efisien. Sehingga penting memilih penyedia layanan transportasi yang berpengalaman.
Berbicara soal perusahaan penyedia layanan jasa transportasi dan logistik terpercaya di Tanah Air, PT Serasi Autoraya atau SERA adalah adalah jawabannya. Group bisnis Astra International yang bergerak di bidang transportasi yang berdiri sejak 1986 ini, kini memiliki kantor cabang di lebih dari 26 kota di Indonesia.