This site uses cookie, to continue browsing this site means you agree to our cookie policy Find out more here. Use Latest Chrome version for the best experience.
Transportasi publik Indonesia jadi salah satu elemen yang mesti fokus diperbaiki. Pasalnya, alat transportasi atau kendaraan, khususnya kendaraan bermotor merupakan sarana yang penting di era modern seperti saat ini.
Kendaraan bermotor merupakan sarana mobilitas atau perpindahan orang maupun barang dari satu tempat ke tempat lain untuk berbagai keperluan dan kebutuhan. Bahkan, kendaraan atau alat transportasi menjadi faktor penentu tingkat efisiensi dan efektifitas mobilitas orang maupun barang.
Sehingga, dalam mobilitas yang berkaitan dengan kegiatan ekonomi, kendaraan menjadi salah satu alat produksi yang sangat menentukan keberhasilan proses ekonomi tersebut.
Oleh karena itu, sangat wajar berbagai pemangku kepentingan di negara belahan manapun menaruh perhatian terhadap kondisi transportasi. Khususnya transportasi publik, karena sangat terkait dengan kepentingan akan mobilitas masyarakat umum.
Baca juga : Tips Memilih Rental Mobil Untuk Kebutuhan Bisnis
Namun, ada fakta kurang mengenakan soal transportasi publik Indonesia. Dalam laporan Travel And Tourism Competitiveness 2019 yang disusun berdasar hasil survei World Economic Forum (WEF) 2019, diketahui dari 140 negara, transportasi publik Indonesia ada di urutan ke-66.
Satu hal yang perlu dicatat, dalam survei dari WEF itu, penilaian bukan hanya sekadar berdasar pada cukup tidaknya alat transportasi umum di sebuah negara saja.
Tetapi, juga tingkat kemacetan, waktu tempuh rata-rata dari satu tempat ke tempat lain, hingga interkoneksi atau saling keterkaitan antara satu moda transportasi dengan moda transportasi lainnya.
Baca juga :Rental Mobil Operasional, Perusahaan Untung Atau Buntung?
Ada beberapa faktor yang menyebabkan penilaian kondisi transportasi publik di sebuah negara, tak terkecuali Indonesia mendapatkan skor kurang baik.
Tingkat kemacetan misalnya, bisa dikarenakan adanya keengganan masyarakat untuk menggunakan sarana transportasi umum karena berbagai alasan, mulai dari kurang aman, kurang nyaman, hingga jumlah yang masih jarang.
Sehingga, orang lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi untuk melakukan mobilitas. Sementara, pada saat yang bersamaan, pertambahan panjang jalan tidak seiring dengan pertambahan jumlah kendaraan di jalan.
Baca juga : Meneropong Masa Depan Pergudangan Indonesia
Selain itu, persoalan transportasi publik Indonesia, juga di semua negara dunia semakin pelik karena dihadapkan pada isu lingkungan. Soal keramahan terhadap lingkungan telah menjadi isu baru dan menjadi perhatian lembaga-lembaga dunia.
Permasalahan pelik yang dihadapi pemerintah kota maupun nasional di berbagai negara, termasuk Indonesia, sampai saat ini terus dicarikan solusi.
Meski, pada saat yang sama juga muncul masalah-masalah baru, termasuk isu-isu kendaraan angkutan barang yang dimensinya melebihi batas standar yang telah ditetapkan (over dimension) dan bermuatan melebihi batas ketentuan (overload).
Pada sisi lain, untuk mengatasi kemacetan, juga diatur sedemikian rupa jalur-jalur yang boleh dilalui kendaraan angkutan umum atau pribadi. Semua itu, ternyata telah membawa konsekuensi baru.
Baca juga : Pentingnya Manajemen Sistem Keselamatan Dalam Bisnis Transportasi
Alhasil, penggunaan kendaraan dinilai tidak efisien. Menghadapi masalah itu, khususnya bagi mereka yang ingin menggunakan kendaraan untuk keperluan yang mendesak atau untuk menunjang kegiatan bisnis, sewa kendaraan jadi solusi yang cukup bijak.