This site uses cookie, to continue browsing this site means you agree to our cookie policy Find out more here. Use Latest Chrome version for the best experience.
Fenomena beli mobil diatas 10 tahun tentu tak lepas dari tingginya minat masyarakat dalam membeli mobil bekas yang seakan jadi alternatif untuk memiliki mobil pribadi dengan dana terbatas.
Ya, buat sebagian orang yang belum memiliki anggaran cukup untuk mendapatkan mobil baru, tentu lebih memilih untuk beli mobil bekas.
Umumnya, mereka ingin mendapatkan mobil bekas dengan kualitas yang masih sangat prima, tahun produksi yang masih muda, dengan fitur dan tampilan terkini.
Meski, tak jarang, para pembeli terkendala oleh dana yang belum menjangkau mobil dengan kriteria seperti itu. Maklum, semakin muda usia mobil bekas yang ditawarkan penjual maka semakin tinggi pula harganya.
Begitu pun sebaliknya. Sehingga, tak jarang banyak yang memilih untuk beli mobil bekas dengan usia atau tahun produksi yang lebih tua atau lebih lama. Salah satunya membeli mobil diatas 10 tahun. Lantas, muncul pertanyaan, “Layakkah mobil berusia di atas 10 tahun dibeli?”
Baca juga : Ini Komponen Mobil Bekas Yang Wajib Dicek Saat Akan Dibeli
Sejatinya, usia mobil (berdasar tahun produksinya) bukanlah ukuran mutlak untuk mengukur kualitas mobil yang hendak dibeli. Ukuran paling akurat adalah dengan melihat riwayat perawatan dan cara pemilik lama menggunakan mobil tersebut.
Meski mobil berusia masih muda, namun jika perawatan dan cara menggunakannya tidak baik maka berimbas pada kualitas mobil bekas yang tentu juga tidak akan baik.
Dan sebaliknya, meski telah berusia tua, bila perawatan dan penggunaan mobil dilakukan dengan benar, maka bisa dipastikan mobil akan punya kualitas yang jauh lebih baik.
Untuk mengetahui riwayat perawatan mobil bekas yang ingin dibeli, Anda bisa cek dari catatan di buku perawatan mobil yang ada.
Baca juga : Hati-Hati, Ini Kerugian Beli Mobil Bekas Tabrakan
Oleh karena itu, sebelum membelinya, pastikan terlebih dahulu keberadaan buku servis tersebut. Agar tahu lebih jelas riwayat perawatan dan pemakaian mobil.
Jika buku tersebut hanya terisi dalam rentang waktu yang cukup singkat, dengan alasan pemilik melakukan perawatan di bengkel umum, Anda bisa menanyakan di bengkel mana perawatan dilakukan. Bisa juga melakukan pengecekan di bengkel tersebut, tentang catatan riwayat perawatannya.
Sedangkan riwayat pemakaian mobil oleh pemilik, bisa dilihat dengan kasat mata. Mulai dari kondisi bagian eksterior maupun interior apakah masih lengkap dan bagus, tidak ada pecah, retak, atau bolong.
Memang, untuk melakukan hal itu dibutuhkan keterampilan dan pengetahuan yang cukup. Sehingga, saat melihat mobil bukan hanya dari segi tampilan saja, tapi juga perlu mengecek berbagai komponen atas mobil yang bersangkutan.
Baca juga : Cara Mudah Mengetahui Odometer Mobil Bukan Bekas Putaran
Jika tidak memiliki keterampilan atau pengetahuan tentang hal itu, sangat disarankan menggunakan jasa inspektor berpengalaman dan terpercaya untuk melakukan pengecekan. Meski, untuk hal tersebut juga dibutuhkan biaya yang tentu akan membuat anggaran beli mobil menjadi kurang efisien.
Tetapi, jika tidak ingin mengalami seperti itu, sebaiknya membeli mobil bekas di dealer atau showroom mobil bekas dengan reputasi tinggi dan telah terpercaya. Terkait hal itu, mobil88 bisa jadi jawabannya.
Perusahaan penjual mobil bekas milik PT Serasi Mitra Mobil (anak perusahaan PT Serasi Autoraya) ini, menjamin mobil bebas banjir dan tabrakan. Setiap mobil bekas yang dijual di mobil88 telah menjalani inspeksi atau pemeriksaan secara menyeluruh oleh inspektor bersertifikat dan terpercaya.
Baca juga : Ini Alasan Masyarakat Lebih Memilih Mobil Bekas Ketimbang Mobil Baru
Hasil inspeksi itulah yang menjadi acuan jaminan kondisi mobil untuk diinformasikan kepada pelanggan. Hasil pemeriksaan itu pula yang menjadi acuan penetapan harga, sehingga harga jualnya menjadi lebih adil.
Dengan pengalaman yang lebih dari 30 tahun, mobil88 memiliki sistem dan cara kerja profesional yang diakui kredibilitasnya.
Kini, mobil88 telah memiliki tak kurang dari 20 cabang yang tersebar di beberapa kota besar di Indonesia. Diantaranya Medan, Pekanbaru, Palembang, Balikpapan, DKI Jakarta, Bekasi, Depok, Tangerang, Bandung, Semarang, Surabaya, serta Denpasar.