SERA
SERA
SERA
SERA
SERA
SERA

Dampak Resesi Global Terhadap Sektor Logistik di Indonesia

Logistik di Indonesia Bakal Terdampak Resesi Global


Kata resesi menjadi kosa kata yang banyak diucapkan masyarakat dalam beberapa bulan terakhir di Tanah Air maupun dunia. Kata yang menggambarkan sebuah kondisi memburuknya perekonomian suatu negara atau dunia itu, telah menjadi topik hangat setelah beberapa lembaga dunia – antara lain Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia – mengungkapkan prediksinya.

Bahkan, IMF dalam keterangan resmi yang dirilis belum lama ini menyatakan pertumbuhan ekonomi global tahun 2023 menjadi 2.7%. Angka ini merupakan perlambatan dibandingkan dengan prediksi tahun ini yang sebesar 3.2% atau turun dibandingkan tahun lalu yang mencapai 6%.

Sementara Bank Dunia memprediksi tidak akan terjadi resesi ekonomi di tahun 2023. Meski demikian, lembaga ini mengatakan gejala-gejala resesi ekonomi dunia terasa pada tahun ini.


Baca Juga : Mengenal Lebih Jauh Transportasi Dan Logistik Di Indonesia


Sinyal Terjadinya Resesi Global

Gejala-gejala itu antara lain melemahnya pertumbuhan ekonomi dunia, menyusutnya permintaan dari negara maju, serta melemahnya harga komoditas di pasar dunia. Selain itu, terjadi arus pembalikan modal atau penarikan modal oleh investor dunia atau capital reserval.

Gejala itu juga sudah dirasakan oleh para pelaku bisnis di Indonesia. Turunnya harga komoditas dan melandai atau bahkan merosotnya permintaan negara-negara maju terhadap komoditas Indonesia sudah mulai menurun.

Dampak dari semua kejadian ini adalah menurunnya aktivitas logistik di Indonesia. Volume dan aktivitas ekspor menurun. Bahkan kegiatan impor pun juga terkoreksi karena kebutuhan bahan baku untuk barang-barang yang dibuat untuk orientasi ekspor juga menurun.

Terlebih, fakta berbicara sebagian besar komoditas ekspor Indonesia saat ini didominasi oleh bahan primer dan setengah jadi yang sangat rentan terhadap kondisi ekonomi dunia. Begitu pula dengan barang-barang impor.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan September 2022, sebesar 75,21% bahan yang diimpor Indonesia merupakan bahan baku dan bahan penolong senilai US$ 19,81 miliar, 16,76% barang modal, dan 8,03% barang konsumsi.


Baca juga : Fungsi Penting Transportasi Dalam Logistik


Mitigasi Ancaman Resesi Global

Untuk mengantisipasi kondisi terburuk terjadi, maka sudah semestinya para pelaku bisnis logistik di Tanah Air melakukan langkah-langkah alternatif untuk tetap menjadi kondisi bisnis tetap eksis atau bahkan tumbuh. Seperti diungkap Chairman Supply Chain Indonesia, Setijadi, langkah tersebut bisa dilakukan dengan penguatan logistik domestik berdasar kekuatan permintaan dan pasokan dalam negeri.

Dengan pasokan bahan baku dalam negeri dan produk yang diorientasikan untuk konsumsi dalam negeri maka bisnis akan tetap berjalan meski dunia tengah mengalami resesi sekali pun. Sebab, dengan jumlah penduduk 273,87 juta jiwa permintaan di dalam negeri berpotensi masih tumbuh.

“Sementara, potensi pasokan berupa komoditas cukup beragam di berbagai wilayah Indonesia,” ungkap Setijadi.

Namun, satu hal yang perlu dicatat adalah selain penguatan rantai pasok di dalam negeri, efisiensi logistik dalam mata rantai pasokan itu juga harus dikedepankan. “Hal itu terutama untuk mengurangi seminimal mungkin ketergantungan terhadap mata rantai pasok global,” tandas Setijadi.

Peningkatan efisiensi logistik dan rantai pasok, menurut Setijadi, berdampak langsung pada penurunan harga produk dan komoditas yang sangat penting pada situasi resesi. “Dalam perspektif global, peningkatan daya saing produk dan komoditas berpotensi meningkatkan volume ekspor,” katanya.


Baca juga : Transportasi Dan Logistik Terbukti Memicu Pertumbuhan Perekonomian Nasional


Selektif Memilih Perusahaan Logistik Di Tengah Badai Resesi Global

Dari pernyataan itu bisa disimpulkan, dalam kondisi tidak menentu yang berpotensi krisis saat ini mencari perusahaan logistik yang efektif dan efisien serta memahami betul kondisi nasional adalah sangat penting. Bicara soal perusahaan seperti itu, PT Serasi Autoraya (SERA) adalah jawabannya.

SERA merupakan anak perusahaan PT Astra International Tbk yang saat ini telah dikenal luas sebagai salah satu perusahaan layanan transportasi dan logistik terbesar di Indonesia. SERA yang pada awalnya perusahaan jasa penyewaan kendaraan, kini telah menjelma menjadi perusahaan penyedia transportasi yang terbesar dan terdepan.

Melalui Astra Fleet Management Solution (FMS), SERA menyediakan solusi komprehensif dalam pengelolaan kendaraan dan transportasi di Indonesia dengan  berbasis teknologi informasi. Layanan transportasi itu ditujukan untuk memenuhi kebutuhan untuk transportasi penumpang maupun logistik.


Baca juga : Revolusi Industri 4.0 Bergantung Pada Peran Logistik Berbasis Digital


Perusahaan yang bernaung di bawah payung Astra Grup ini telah sejak 32 tahun lalu, dan terus berinovasi demi meningkatkan kualitas pelayanan kepada pelanggan. Unit bisnis SERA di Indonesia terdiri dari beberapa bisnis transportasi dan logistic, mulai dari bisnis penjualan mobil bekas yaitu mobil88, kemudian ada juga unit bisnis lelang mobil bekas yaitu Balai Lelang Serasi (IBID) hingga ke bisnis sewa mobil baik untuk individu maupun korporasi yaitu TRAC. 

Selain itu, perusahaan ini memiliki unit bisnis layanan logistik yang bernama SERA Logistics atau SELOG. Unit ini menawarkan pelayanan jasa logistik yang cepat, tepat, aman, dan senantiasa tepat waktu dengan dukungan teknologi dan sumberdaya manusia yang sangat mumpuni serta sudah terlatih dan andal dalam memberikan pelayanan.

Untuk informasi mengenai bisnis SERA, Anda bisa mengunjungi mengunjungi situs resmi www.sera.astra.co.id

3720
Tags
SELOG